Wednesday, June 7, 2006

Black June

Di Tiongkok dikenal istilah 黑色六月 (heise liu yue, Black June, atau Juni gelap). Pada bulan Juni, tes masuk perguruan tinggi (selanjutnya disingkat PT) di Tiongkok diadakan secara serentak. Para calon mahasiswa yang ingin memasuki PT favoritnya dan yg diidamkannya harus mengikuti tes ini. Kalau di Indonesia, hal ini seperti UMPTN.

Loh Juni gelapnya mana? UMPTN Tiongkok itulah yg mrpk Juni gelap! Ada alasan yg sangat masuk akal knp bisa diberikan istilah spt itu. Tidak spt di Indonesia, untuk masuk PT Tiongkok susahnya setengah mati. Untuk tahun ini saja, terdapat sekitar 9,5 juta calon mhs yg mengikutinya, dan yg bisa diterima oleh PT hanyalah sekitar 2,5 - 3 juta! Sederhananya, dari 3 org yg mengikuti tes, hanya diterima 1 saja.

Terbayang tidak betapa ketatnya persaingan di Tiongkok hanya untuk masuk tingkat S1. Karena itu, semua calon mhs Tiongkok belajar begitu serius. Suasana keluarga yg biasanya ramai bisa jadi muram gara2 stresnya si anak yg ikut tes. Para orang tua tidak ketinggalan ikut stres, bahkan bisa lebih stres dari anaknya. Pada hari anaknya mengikuti ujian, para orang tua bahkan rela izin absen kerja hanya untuk mendampingi anaknya mengikuti tes. Padahal cuma menunggu di luar kelas doang.

Di Tiongkok, org2 yg bisa mencapai S1 dipandang jauh lebih tinggi drpd yg hanya lulus SMA (lagi2 beda jauh dgn Indonesia). Peluang mendapat pekerjaan menjadi jauh lebih tinggi untuk lulusan S1, secarik kertas bertuliskan ijazah S1 begitu mujarab. Status sosial juga meningkat pesat, lulusan SMA saja sangat dianggap remeh dan begitu mudah menjadi gagal dlm hidup. Tidak salah kalau bulan Juni disebut Black June.

Begitu ketatnya persaingan sejak masa sekolah, siang hari setelah pulang sekolah, sangat mudah dijumpai murid2 Tiongkok di kelas2 di dlm sekolah ataupun di perpustakaan, apalagi kalau bukan belajar. Bahkan org Tiongkok begitu heran kayak liat alien ketika tahu bahwa sebagian besar murid2 Indonesia setiap hari tidak pernah belajar, kecuali sehari sebelum ujian, istilah kerennya SKS (Sistem Kebut Semalam).

Ada Apa Dengan Pelajar Indonesia?

Di sekolah2 tempat belajar Mandarin, di mana org2 dari berbagai negara dari semua benua datang untuk belajar, fakta2 tentang karakteristik murid2 setiap negara bisa dibandingkan. Murid2 dari negara maju semacam Amerika, Prancis, Jepang ada, dari negara berkembang spt Indonesia, Thailand, Arab juga ada. Sudah menjadi rahasia umum bahwa murid2 Korea dan Jepang begitu rajin dan jago Mandarinnya, dan sudah menjadi rahasia umum juga bahwa kebanyakan murid2 asal Indonesia sering datang (masuk kelas) telat dan bolos. Yg biasanya telat dan bolos ini sudah bisa ditebak betapa jebloknya prestasinya, walaupun ada bbrp yg masih bisa lumayan jago krn ortunya sering ngomong Mandarin. Hebatnya lagi, peringkat bolos murid2 Indonesia menduduki peringkat pertama dari semua negara. Prestasi Indonesia yg luar biasa dan "membanggakan"!

Tentu saja tidak semua pelajar Indonesia bobrok, dan tidak semua pelajar Korea Jepang hebat2. Dari kasus spt ini saja, kita sudah bisa melihat kenapa negara2 maju memang layak maju, dan kenapa negara2 berkembang spt Indonesia layak berjalan di tempat (atau malah mundur??). Kuharap tidak. Bukankah bbrp pebisnis sukses dulunya juga mrpk murid yg malas? Memang citra pelajar Indonesia sudah demikian tercorengnya di mata org luar negeri. Tetapi Indonesia masih mempunyai caranya sendiri untuk maju. Semoga!

No comments:

Post a Comment