Thursday, January 25, 2007

Maxthon vs Firefox


Artikel kali ini bukanlah tentang Internet Explorer (IE) vs. Firefox yang telah banyak dibahas oleh banyak orang. Menurut berbagai macam para ahli, pemenang dari pertarungan tersebut adalah Firefox. Hal ini dibuktikan dengan semakin menurunnya market share IE dan meningkatnya market share Firefox.

IE dan Firefox merupakan program Internet Browser, yang digunakan agar kita dapat menjelajah internet. Setiap browser mempunyai fitur-fitur yang dapat mempermudah kita berselancar di internet. Firefox menang dari IE karena menyediakan banyak fitur yang melebihi IE. Semakin banyak pengguna browser, ahli maupun awam, yang beralih dari IE ke Firefox. Lalu apakah Firefox menjadi tidak ada tandingannya? Mungkin browser Maxthon-lah yang sanggup mengimbangi (atau mengalahkan) kemampuan Firefox.

Maxthon adalah browser yang menggunakan engine milik IE, Trident, dan 100% kompatibel dengan IE, ditambah dengan berbagai fitur yang tidak dimiliki oleh IE. Tetapi Maxthon bukan dibuat oleh orang Microsoft, melainkan oleh orang Tiongkok! Kurasa Maxthon adalah salah satu produk terbaik asli Tiongkok, seperti yang ditulis pada artikel ini: Link to- China-based Browser Maxthon Going Global in 2007. Di Tiongkok, Maxthon menguasai 30% pasar browser, dan Firefox kalah telak.

The Real Firefox Killer, itulah judul dari salah satu artikel pada blog LinuxJournal.com, milik Glyn Moody, yang menceritakan tentang perbandingan Maxthon dan Firefox. Dari sumber lain ada ParallelDivergence.com yang memasang judul Watch out Firefox - Here Comes Maxthon!, lalu ada artikel Browser Market Share: Maxthon May Stop Firefox's Slow Climb dari ReadWriteWeb.com, dan Maxthon: the browser that rocks dari TechCrunch.com. Itulah sekilas artikel-artikel di internet yang telah mengakui keberadaan Maxthon.

Saya sendiri telah menggunakan Maxthon sebelum artikel-artikel di atas tersebut ditulis hingga saat ini, namun bukan berarti Firefox belum pernah kucoba sama sekali. Saya telah menjelajahi dan mencoba berbagai macam extension Firefox (fitur tambahan), dan juga plugin Maxthon. Dan sekarang saya akan membandingkan kemampuan kedua browser tersebut. Yang akan kubandingkan adalah Maxthon 1 dengan Firefox 2, karena Maxthon 2 masih dalam tahap beta saat ini.

Maxthon 1.5.9 vs Firefox 2.0

Hal yang dibandingkan:
  1. Resource: Maxthon hanya membutuhkan memori sekitar 10 - 20 MB, sedangkan Firefox membutuhkan kira-kira 100 - 200 MB, sepuluh kali lipat lebih besar! Tidak heran, karena Firefox terkenal dengan kelemahan terbesarnya yaitu memory leak. Saranku: gunakanlah Maxthon jika memori komputer Anda 256 MB ke bawah. Firefox hanya cocok untuk komputer bermemori 512 MB ke atas.
  2. Platform: Firefox bisa dijalankan pada Windows, Linux, dan sistem operasi lain, sedangkan Maxthon hanya untuk Windows.

  3. Halaman yang dapat dibuka: Sebagian besar situs web di dunia didesain agar bisa tampil pada IE. Ingat bahwa Maxthon 100% kompatibel dengan IE. Firefox kalah dalam hal ini.
  4. Gratis: Sama-sama gratis tanpa syarat :).

  5. Kecepatan loading halaman: Maxthon menang! Percobaanku adalah membuka salah satu artikel AnandTech.com yang berisi banyak gambar berukuran besar.

  6. Fitur awal sebelum ditambah extension/plugin: Maxthon sudah cukup hebat tanpa plugin, sedangkan Firefox membutuhkan berbagai extension agar menjadi hebat. Contohnya, Maxthon telah punya Ad Blocker dari awal (untuk memblok iklan), sedangkan Firefox perlu tambahan install extension Adblock Plus. Saranku: pengguna awam lebih cocok memakai Maxthon, dan pengguna ahli lebih cocok Firefox.

  7. Kecepatan membuka aplikasi: Maxthon sangat ringan, dan dapat dibuka dengan cepat (di bawah 10 detik). Sedangkan untuk membuka Firefox saya perlu menunggu lama (di atas 10 detik), karena banyaknya extension yang perlu di-load. Firefox tanpa extension bisa dibuka dengan cepat juga, tapi secara fitur akan kalah dengan Maxthon. Inilah salah satu alasan utamaku mengapa saya lebih memilih Maxthon.

  8. Phishing filter: Maxthon belum mempunyai fasilitas ini. Firefox menang.

  9. Dukungan plugin/extension: Plugin/extension dibuat oleh komunitas di luar pembuat browser. Komunitas Firefox saat ini jauh lebih besar daripada Maxthon. Ini berarti fitur-fitur tambahan Firefox (yang akan mempermudah aktivitas berselancar di internet) lebih bervariasi daripada Maxthon. Maxthon kalah dalam hal ini. Pengguna ahli menyukai dukungan ini pada Firefox, sedangkan pengguna awam tidak (atau hanya sedikit) merasakan manfaat dukungan extension ini. Tidak tertutup kemungkinan suatu saat ketika komunitas Maxthon bertambah, dukungan plugin-nya akan meningkat.

  10. Fitur-fitur lain: Fitur yang dimiliki oleh Maxthon tetapi tidak dimiliki oleh Firefox, pada umumnya telah ditambal oleh extension Firefox, contohnya: Mouse Gesture-nya Maxthon ditambal oleh All-in-One Gestures extension Firefox. Begitu pula sebaliknya, contoh: fitur "Find"-nya Firefox yang enak dipakai itu ditambal oleh plugin Maxthon bernama EasyFinder, yang menggantikan dialog Find milik IE yang tidak enak dipakai dan menutupi pandangan. Namun, Firefox mempunyai banyak extension yang tidak dimiliki oleh Maxthon maupun pluginnya, misalkan FoxyTunes.

  11. Dual engine: Firefox memang mempunyai extension IE Tab. Sedangkan Maxthon telah mempunyai dual engine dari awal! Engine default Maxthon adalah Trident (engine yang dipakai oleh IE), tetapi dapat diubah menjadi Gecko (engine yang dipakai oleh Firefox). Dengan adanya dual engine, halaman web yang hanya mendukung IE (hanya dapat ditampilkan dengan IE) bisa dibuka oleh kedua browser ini, begitu pula halaman yang hanya mendukung Firefox. Maxthon menang karena tidak memerlukan plugin untuk mendapat fitur berguna ini.

Kesimpulan

Saya lebih memilih Maxthon karena ringan, cepat, dan fiturnya dapat diandalkan. Namun Firefox menyediakan banyak fitur tambahan berguna melalui extensionnya. Pada saat tertentu ketika saya membutuhkan fitur-fitur Firefox yang tidak ada pada Maxthon, saya akan memakai Firefox. Namun untuk keperluan sehari-hari, saya selalu memakai Maxthon.

No comments:

Post a Comment